Pesan2

KONSULTASI DAN PENGOBATAN PENYAKIT OLEH TABIB-AMPUH :

Cara menyembuhkan sakitku!

SMS kan masalah anda dan segera konsultasikan dengan kami TABIB-AMPUH, Kirim pulsa 20 ribu kepada no. hp. 0821.3091.0161 untuk membalas konsultasi masalah anda, MOHON MAAF PULSA 20 RB HANYA UNTUK MENJAWAB 2 KALI MAKSIMAL PERTANYAAN PERMASALAHAN ANDA. TERIMAKASIH!
Nama Panggilan:
Email:
 
tabib-ampuh

Selasa, 16 Juni 2009

Tentang Darah Tinggi

TENTANG DARAH TINGGI :

TABIBAMPUH. Yang terjadi pada kasus darah tinggi jauh lebih kompleks. Saat ini ada pengobatan hipertensi untuk mengontrol darah tinggi yang juga mampu mencegah timbulnya diabetes mellitus. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang menetap berada di atas batas normal. Orang dianggap menderita hipertensi bila tekanan sistoliknya di atas 140 mgHg (milimeter air raksa) dan bisa juga disertai tekanan diastoliknya yang di atas 90 mmHg pada dua atau tiga kali pemeriksaan.Kenaikan diastolik lebih berbahaya daripada sistolik. Diastolik bersifat lebih lama dan menetap. Diastolik yang tinggi bisa membebani kerja jantung. Akibatnya, hipertensi bisa mengakibatkan komplikasi berupa pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan pecahnya pembuluh darah otak sebagai penyebab kelumpuhan atau kematian.

Penyebab hipertensi

Ada bermacam penyebab hipertensi. Yang sering kali menjadi penyebab di antaranya aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stres, dan ketegangan bisa menyebabkan hipertensi. Kasus hipertensi dipengaruhi oleg suatu zat yang dihasilkan oleh ginjal, yakni renin. Zat ini akan berubah menjadi angiotensin, si penyebab arteri kecil menyempit. Penyempitan inilah yang mengakibatkan hipertensi.

Pengobatan hipertensi didasarkan pada penyebabnya. Biasanya terapi untuk hipertensi adalah pemberian obat, pengaturan diet, dan olahraga. Di samping itu, penderita perlu memeriksakan tekanan darah secara rutin untuk mencegah komplikasi. Bagi ibu hamil hipertensi diobati dengan obat penenang, diet rendah garam, dan obat diuretik yang melancarkan keluarnya air kencing.Ada beberapa langkah untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Di antaranya, menurunkan nilai angka sistolik maupun diastolik, dan pengobatan yang diarahkan untuk mengontrol tekanan darah sehingga tercapai tekanan yang normal.

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;

- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

Penyebab Hypertensi dapat dikategorikan menjadi 2 golongan besar:
a. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, yang menempati bagian terbesar kasus yang ada (95%). sedangkan faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, gangguan pengeluaran/eksresi garam natrium, dll serta faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti kegemukan (obesitas), alkohol, merokok dan lain-lain.

b. Hypertensi sekunder atau hipertensi renal/ginjal. penyebab spesifiknya diketahui seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi pembuluh darah ginjal, pengaruh hormon(aldosteron, estrogen)

FAKTOR LINGKUNGAN
Stress, kegemukan (obesitas) dan kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi essensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga melal;ui aktivitas saraf simpatis. saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktifitas. peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).
Berdasarkan populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari.

Olah raga dapat digunakan untuk mengurangi/mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarakan garam lewat kulit) kebiasaan lainnya seperti merokok, mengkonsumsi alkohol diuga berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.

GEJALA KLINIS

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial. Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagal jantung, Gangguan fungsi ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.

sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan masalah besar tidak hanya di negara arat tapi juga di Indonesia. Bila tidak diatasi, tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada otak, mata (retinopati) dan/atau ginjal (gagal ginjal). Sebagian besar kasus hipertensi tidak ada terapi definitif, tapi dapat di kontrol dengan pola hidup sehat dan medikasi.

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya serangan jantung (infark miokard akut) gagal jantung dan stroke. Di negara barat, pasien yang mengalami serangan jantung setengahnya mengidap hipertensi dan pasien yang mengalami stroke dua pertiganya juga mengidap hipertensi.

Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika, Tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang mendapat mendapat medikasi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA 2000 di daerah perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing 20,9% dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13.3% dan 4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan. Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita dari pada pria.

Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik).

Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.

Apapun penyebabnya, tekanan darah tinggi mempunyai dampak yang besar di masyarakat. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko mayor untuk serangan jatuh, stroke, dan gagal jantung. AHA melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari penderita stroke dan 74% dari penderita gagal jantung mengiap hipertensi.
Hipertensi memang dapat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius, namun hipertensi dapat di diagnosa dengan mudah dan di kendalikan dengan modifikasi pola hidup sehat dan medikasi. Jadi penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara periodik dan bila ternyata menderita hipertensi penting untuk mencari bantuan dan mengikuti penatalaksanaan yang diberikan oleh dokter. Bila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan maka tekanan darahnya akan terus meningkat secara bertahap mengakibatkan beban kerja jantung yang berlebihan. Beban kerja jantung yang berlebihan akan suatu saat mengakibatkan kerusakan serius pada pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, mata dan otak.

Pasien hipertensi mempunyai risiko yang meningkat untuk terjadinya :
•Penyakit jantung (gagal Jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan aritmia.
•Stroke
•Penyakit Jantung koroner
•Aneurisma Aorta ( kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering mengakibatkan kematian mendadak.
•Gagal Ginjal.
•Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan)
Risiko untuk terjadi satu atau lebih dari kondisi diatas, meningkat sebanding dengan peningkatan tekanan darahnya. Pembagian tekanan darah dilakukan untuk membantu pengertian dokter dan pasiennya mengenai bahaya yang berhubungan dengan hipertensi. Kategori dibawah ini berlaku untuk orang dewasa yang pada saat pemeriksaan tidak minum obat untuk tekanan darah tinggi.

Derajat Tekanan sistolik ( mmhg) Tekanan diastolik
Normal * < 120 dan < 80 mmhg
Prehipertensi** 120 -139 atau 80 -89 mmhg
1 140 - 159 atau 90 -99
2 > 160 atau > 100
Sumber: JNC VII dan Yayasan jantung Indonesia

PENGENDALIAN :

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack).

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

•Hipertensi Primary Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

•Hipertensi Secondary Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).

Penyebab Hipertensi
•Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Stop menjadi alcoholic!

Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
• Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
• Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

Penatalaksanaan Hipertensi Terkini
Berikut ini adalah hasil liputan saya saat mengikuti Seminar “Update Management of Hypertension” yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran UII di Auditorium Jogja Intenational Hospital pada tanggal 15 Maret 2008.
Data yang ada menunjukkan, di negara maju seperti Amerika, penderita hipertensi yang diobati sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%. Di berbagai negara Eropa, penderita yang diobati hanya sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol.
Di Indonesia, berdasarkan penelitian Prof.DR.dr.H. Mochammad Sja’bani,M.Med.Sc,SpPD-KGH(2008), penderita hipertensi yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%, sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%. Dari pasien hipertensi dengan riwayat kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%, sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir malah dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama pemberian obat yang “hanya” sekitar 3-5 hari.
Hipertensi
Menurt kriteria JNC VII, tekanan darah normal manusia adalah kurang dari 120/80. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah lebih dari 140/90. Diantara keduanya terdapat rentang yang disebut pre-hipertensi, dimana seseorang harus berhati-hati supaya tidak berlanjut ke arah hipertensi.
Penderita hipertensi dikatakan beresiko tinggi bila tekanan darah melebihi 180/110 atau memiliki setidaknya 3 faktor resiko kardiovaskuler (hipertensi, merokok, obesitas, kurang olahraga, dislipidemia, diabetes, mikroalbuminuria, usai lebih dari 55 tahun pada pria dan lebih dari 65 tahun pada wanita, serta riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler).

Penatalaksanaan Hipertensi
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah modifikasi gaya hidup. Faktor kardiovaskuler yang bisa dicegah sebaiknya dihindari, misalnya dengan tidak merokok, mengurangi berat badan bila obesitas, rutin berolahraga, mengontrol kadar lemak dan gula darah serta mengurangi penggunaan garam.
Khusus untuk konsumsi garam, hendaknya pasien tidak pantang garam sama sekali, karena ternyata pantang garam akan mengurangi nafsu makan dan membuat badan menjadi lemas. Jadi cukup dengan mengurangi porsi garam saja.
Penggunaan obat anti hipertensi terbaru dari golongan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), semisal telmisartan dan irbesartan, juga perlu dipertimbangkan untuk menangani kasus hipertensi. Sangat baik terutama bila dikombinasikan dengan golongan diuretik (Hct).
Penelitian di Switzerland (2006) menunjukkan bahwa penggunaan irbesartan mampu meningkatkan usia harapan hidup, mengurangi angka kejadian gagal ginjal dan menghemat biaya pengobatan.
Target penurunan tekanan darah yaitu di bawah 140/90 untuk pasien tanpa komplikasi dan dibawah 130/80 untuk pasien yang menderita diabetes atau kelainan ginjal.
Hipertensi dengan Diabetes
Untuk pasien dengan diabetes, obat anti hipertensi yang dianjurkan adalah ACE-Inhibitor (misalnya captopril atau enalapril). Prof.DR.dr.H.Ahmad H Asdie,SpPD-KEMD juga menambahkan bahwa pasien diabetes sebaiknya juga menerima dengan ikhlas apa yang terjadi pada dirinya, karena ternyata faktor hormon stress juga berpengaruh dalam pengendalian tekanan dan gula darah.
Hipertensi dengan Penyakit Jantung
DR.dr.H Munawar Sp.JP(K) menganjurkan penggunaan beta blocker atau calcium antagonist pada pasien dengan angina pektoris stabil (nyeri dada saat aktivitas). Beliau juga menganjurkan penggunaan ACE-Inhibitor maupun ARB pada pasien dengan riwayat infark miokard akut atau gagal jantung.
Hipertensi dengan Stroke
Penurunan tekanan darah pada stroke harus hati-hati mengingat penurunan tekanan darah akan menurunkan juga aliran darah otak (cerebral blood flow). Menurut Prof.DR.dr.H Rusdi Lamsudin,M.Med.Sc,Sp.S (K), penurunan tekanan darah pada stroke akut diijinkan bila didapatkan tekanan darah lebih dari 220/120 pada stroke iskemik, lebih dari 185/110 pada stroke yang akan diterapi dengan r-TPA atau lebih dari 180/100 pada stroke perdarahan.
Terapi Tambahan
Kadar lemak darah hendaknya juga dikendalikan, misalnya dengan modifikasi gaya hidup dan penggunaan statin bila perlu. Target penurunan total kolesterol yaitu di bawah 175 mg/dl. Terapi aspirin dosis rendah juga sangat dianjurkan, walaupun tekanan darah sudah terkontrol.


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kelainan sirkulasi darah yang paling sering terjadi. Hipertensi yang khronis dapat menghantar seseorang untuk mengalami penyakit fatal seperti serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal. Itu artinya, bila salah satu dari orang tua kita menderita hipertensi maka kemungkinan besar anak anaknya juga akan menderita penyakit yang sama.
Penyakit ini sering dialami oleh orang dewasa dan mereka yang sudah berusia lanjut. Hipertensi lebih sering diderita oleh kaum laki laki daripada kaum perempuan. Walaupun demikian, perempuan yang mengkonsumsi pil kontrasepsi juga mudah terkena hipertensi. Orang yang sering mengalami stress juga rawan terkena hipertensi begitu juga dengan mereka yang perokok berat.
Obat obatan dapat mengatasi masalah hipertensi tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Kalsium dan magnesium merupakan dua jenis mineral yang bagus untuk penderita tekanan darah tinggi. Buah buahan dan sayuran yang tinggi seratnya juga mempunyai kemampuan untuk menurunkan tekanan darah.
Pengaturan diet diatas lebih besar pengaruhnya bila tekanan darah tidak terlampau tinggi atau untuk mereka yang ingin menghindari hipertensi. Bila memang tekanan darah anda tidak terkontrol, sebaiknya anda selalu berkomunikasi dengan dokter anda untuk mendapatkan pengobatan yang pas.
Berdasarkan Data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, mencapai 60,4 juta orang pada 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada 2025.
Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada 2000 dan diprediksi jadi 67,4 juta orang pada 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.
“Menurut Joint National Committee on Hypertension (JNC0), normalnya tekanan darah sistolik kurang dari 120 mm Hg dan diastolik kurang dari 80 mm Hg,” kata ahli jantung dr A Sari S Mumpuni SpJP dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Tercatat 80% kasus hipertensi terkait dengan faktor risiko tambahan penyakit arteri koroner seperti dislipidaemia, resistensi insulin, intoleransi glukosa, dan obesitas.
Seringkali penyakit tekanan darah tinggi ini disebut sebagai silent killer karena muncul tiba-tiba tanpa gejala. Penyakit ini harus diterapi dengan baik mengingat tingginya tingkat kematian akibat komplikasi.
Penderita hipertensi mungkin merasakan gejala yang tidak berarti seperti sakit kepala, mengantuk, keletihan, sulit tidur, gemetaran, mimisan, atau penglihatan yang kabur.
Menurut Sekretaris Jenderal Depkes Sjafii Ahmad, tekanan darah tinggi bisa dicegah jika faktor risikonya dikendalikan dengan mendorong kemandirian rakyat untuk hidup sehat.
“Deteksi dini bagi mereka yang belum teridentifikasi dan kepatuhan minum obat bagi yang sudah terkena hipertensi adalah kunci pengendalian hipertensi,” kata Sjafii.
Dr Suharjono SpPD-KGH, Kger, staf divisi Nefrologi-Hipertensi Departemen IPD FKUI-RSCM, mengungkapkan hal yang sama. Kepatuhan minum obat, menurutnya, sangat penting. Sebab, menurunnya tekanan darah akibat obat ibarat efek per. Jika tidak diminum, tekanan akan kembali naik.


Penyakit Jantung Hipertensi
Hipertensi menyebabkan dua masalah penting pada jantung :
1. Hipertensi menyebabkan pembesaran ventrikel kiri yang disusul dengan kegagalan jantung.
2. Hipertensi mempercepat timbulnya proses aterosklerosis dan menyebabkan penyakit jantung koroner.

Kapan seorang dengan hipertensi akan jatuh dalam kegagalan jantung tidak dapat diketahui dengan pasti. Seorang penderita hipertensi kronik walaupun tekanan darahnya tinggi dapat hidup bertahun-tahun tanpa terjadi komplikasi pada jantung; sedangkan seorang dengan pheochromocytoma, glomerulonefritis akuta, atau toxemia gravidarum dapat dengan mudah jatuh dalam kegagalan jantung walaupun tekanan darahnya tidak begitu tinggi.
Jadi agaknya tidak ada hubungan langsung antara tingginya tekanan darah dengan terjadinya kegagalan jantung, dan kegagalan jantung bukanlah suatu komplikasi yang harus terjadi pada hipertensi. Anggapan dulu bahwa penyakit jantung hipertensi yang sudah menimbulkan kegagalan jantung, mempunyai prognosis yang buruk, tidak selalu benar. Ternyata dengan menurunkan tekanan darah arteriil, fungsi jantung menjadi baik kembali.

FUNGSI VENTRIKEL KIRI PADA PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI :
Bagaimana hubungan kegagalan jantung akibat hipertensi dengan penyakit jantung koroner ?
Untuk menjawab pertanyaan ini Cohn dkk. Menyelidiki pria hipertensi yang disertai atau. tanpa kegagalan jantung. Semuanya mempunyai gambaran EKG dan radiologik yang sama, ialah hipertrofi ventrikel kiri. Pada golongan dengan kegagalan jantung, LVFP (left ventricular filling pressure) meninggi sedangkan pada group lain normal. Cardiac Index, LV End Diastolic Volume (LVEDV) dan pembesaran ventrikel kiri semua sama. Jadi mungkin L.V. Compliance pada yang non-failure meninggi sedangkan pada group lain menurun. Dengan memakai nitroprusside I.V. didapatkan : LVFP menurun secara drastis sampai normal pada golongan dengan kegagalan jantung sedangkan pada golongan lain menurun sampai di bawah normal. Panjang serabut otot saat diastole jelas bertambah dengan infus nitroprusside, mengakibatkan stroke volume menaik (Frank Starling Mechanism), tapi hal ini tidak terjadi pada golongan tanpa kegagalan jantung. Jadi cardiac output jelas menaik pada golongan dengan kegagalan jantung. Dari penyelidikan di atas kemungkinan mekanisme terjadinya kegagalan jantung adalah sbb:
Tekanan darah arteri menaik mengakibatkan tegangan dinding ventrikel kiri juga menaik dan dilatasi ventrikel kiri. Akibatnya kebutuhan oksigen meningkat. Bila terjadi hipertrofi
ventrikel kiri maka kebutuhan oksigen akan menjadi normal kembali. Keadaan ini dapat berjalan bertahun-tahun tanpa keluhan. Selama hipertrofi ventrikel kiri dapat mengatasi beban jantung maka tegangan dinding ventrikel tidak menaik dan kebutuhan oksigen juga tidak menaik. Bila terjadi kenaikan mendadak dari tekanan darah maka terjadi dilatasi ventrikel secara cepat tanpa adanya hipertrofi ventrikel kiri: Hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat dan terjadilah hipoxia miokard, seperti pada glomerulonefritis, toxemia gravidarum atau pheochromocytoma.
Dengan adanya penyakit jantung koroner maka supply oksigen ke ventrikel berkurang padahal kebutuhan oksigen meningkat. Berkurangnya supply oksigen ini terutama terjadi pada lapisan dalam dari miokard karena tekanan intraventrikuler yang meninggi. Akibat dari semuanya ini diastolik compliance menurun, tekanan ventrikel kiri pada akhir diastolik (LVEDP) meninggi mengakibatkan hipertensi pada pembuluh darah kapiler paru dan terjadilah bendungan paru-paru, hipoxemia dan hipoxia miokard akan lebih berat. Bila keadaan ini berlangsung terus maka akan terjadi kegagalan jantung kiri yang sebenarnya dapat diatasi atau dicegah dengan menurunkan tekanan darah tingginya

HUBUNGAN ATEROSKLEROSIS DAN HIPERTENSI
Terjadinya aterosklerosis merupakan suatu proses yang sangat komplex. Hipertensi hanya salah satu faktor saja yang mempercepat proses ini: Pada penyelidikan FRAMINGHAM didapatkan penderita hipertensi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan kegagalan jantung tiga kali lebih besar dari orang normal.
Dowlery dkk. menyatakan bahwa tekanan darah melebihi 160/95 mm Hg mempunyai kecenderungan terjadinya penyakit jantung koroner 3 x lebih besar:
Dari kenyataan-kenyataan di atas dapatlah dikatakan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner sedangkan aterosklerosis sendiri dapat mempercepat timbulnya kegagalan jantung.
Kegagalan jantung bukanlah suatu komplikasi yang mutlak harus terjadi pada penderita hipertensi terutama yang berjalan secara kronik. Hipertensi sendiri mempercepat proses aterogenesis dan hal ini mempengaruhi timbulnya kegagalan jantung pada hipertensi yang tidak diobati.
Bila sudah terjadi kegagalan jantung maka dengan pengobatan yang akurat dapat diharapkan kerja ventrikel menjadi lebih baik. Pembesaran atrium kiri pada EKG dan adanya S4 pada auskultasi menunjukkan sudah adanya kelainan pada ventrikel kiri sebelum didapatkan pembesaran ventrikel kiri yang nyata pada EKG, radiologis dan klinis

Sumber : WWW.Muslim-Indonesia.com

Senin, 15 Juni 2009

Tentang Diabetes

Tentang Diabetes Melitus

TABIBAMPUH. Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula.Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.

Latarbelakang Diabetes Melitus
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas. Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas. Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein.

Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan cara :
• Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
• Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
• Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.

Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
• Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
• Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
• Kurang gerak badan (olahraga)
• Faktor keturunan (herediter)

Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke dalam komplikasi yang lebih fatal.
Jika berlangsung menahun, kondisi penderita Diabetes Melitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia.
Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.

AKTIFITAS OLAHRAGA BAGI DIABETESEIN
Salah satu tindakan pencegahan Diabetes Melitus adalah menjaga rutinitas aktifititas tubuh agar metabolisme tubuh tetap prima. Salah satunya dengan latihan olahraga. Latihan jasmani membantu meningkatkan kinerja reseptor insulin terhadap hormon insulin. Dengan demikian gula darah dapat mudah masuk ke dalam sel darah. Aktifitas olahraga selama 30-40 menit mampu meningkatkan pemasukkan gula darah ke dalam sel sampai 20 kali dibandingkan tidak melakukan olahraga sama sekali. Dianjurkan aktifitas olahraga tertib dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu, dengan intensitas 60-70 % dari Denyut Nadi Maksimal. Cara mendapatkan angka dari Denyut Nadi maksimal ialah dengan cara menghitung 220 dikurangi dengan usia.

DENYUT NADI MAKSIMAL
2220-usia
Contoh :
Usia : 50 tahun, intensitas olahraga 60 % dalam aktifitas keseharian.
Rumus perhitungan :
0.60 x (220 – 50) = 102 x / menit.
Hasil dari hitungan disebut sebagai Denyut Nadi Sasaran, disarankan tidak melampaui dari Denyut Nadi Sasaran. Durasi yang dianjurkan adalah 30 – 60 menit setiap kali berolahraga. Usahakan untuk tidak melakukan aktifitas olahraga lebih dari 60 menit guna menghindari hipoglikemia. Jenis olahraga yang tepat adalah olahraga aerobik. Seperti halnya jalan, jogging, renang, bersepeda, dan senam aerobik.

PRINSIP OLAHRAGA
Secara prinsipil olahraga penting untuk dilakukan melalui tiga tahapan.
1. Pemanasan. Lakukan pemanasan dengan melakukan peregangan otot selama 5-10 menit.
2. Latihan Inti . Lakukan dalam durasi latihan selama 20 – 40menit.
3. Pendinginan

Sesuaikan latihan olahraga dengan kapasitas yang dimiliki tubuh. Jika tubuh jarang melakukan aktifitas olahraga sebelumnya, dianjurkan untuk memilih aktifitas olahraga yang ringan. Olahraga ringan ialah yang hanya membakar 5 kalori / menit, seperti halnya jalan kaki santai, bersepeda santai dan senam low impact. Pilihlah aktifitas olahraga yang disenangi, mudah dilakukan sehingga frekuensi interval olahraga dapat terjaga, berkesinambungan, teratur, dan terukur. Jika terdapat gejala hipoglikemia setelah berolahraga, antara lain, lemas & berkeringat, antisipasikan hal ini dengan membawa makanan kecil. Biasakan melakukan aktifitas olahraga pada waktu yang sama setiap hari. Olahraga dilakukan sebaiknya pada pagi hari dan pada saat kondisi gula dalam darah mencapai puncak, yakni 2-3 jam setelah makan. Namun penting untuk diingat, hindari melakukan aktifitas olahraga disaat insulin mencapai puncaknya.

Anjuran Makan Untuk Penyandang Diabetes
Anjuran makan untuk diabetesein hampir sama dengan anjuran makan orang sehat yaitu makanan seimbang, sesuai dengan kebutuhan gizi. Bedanya pada penyandang diabetes : ditekankan pada perlunya makan teratur dalam hal jenis dan jumlah makanan serta waktu makan.

Bagaimana Cara Makan yang Teratur, Untuk itu perlu diketahui :
1. Kebutuhan energi / kalori sehari
2. Kebutuhan Bahan makanan sehari
3. Daftar Bahan Makana penukar dan cara penggunaannya.

Kendala Makan Teratur
Kadang-kadang dikeluhkan bahwa makan teratur sulit dilakukan pada keadaan tertentu sperti pada saat:
1. Sibuk, tidak sempat keluar makan
2. Dalam perjalanan, dimana sukar mencari rumah makan
3. Dalam keadaan sakit seperti flu, sakit tenggorokan dimana nafsu makan menurun.

Keadaan di atas dapat mengakibatkan terlambat makan. Terlambat makan pada diabetesein dapat mengakibatkan hipoglikemia yang membahayakan. Hipoglikemia terutama dapat terjadi pada seseorang yang telah minum obat penurun glukosa darah atau menggunakan suntikan hormon insulin dan makan tidak teratur.

Bagaimana Mengatasi Kendala Makan Teratur
Diabetesein yang tidak bisa makan makanan seimbang biasa karena suatu sebab seperti sibuk, tidak tersedianya makanan biasa atau karena sakit, dapat menggantikan makanan mereka dengan pengganti makan.

Apakah itu Pangganti Makanan
Pengganti makanan adalah makanan cair yang susunan zat gizinya dibuat seperti makanan seimbang untuk kondisi diabetesein.

Bagaimana Penggunaan “Pengganti Makanan”
Berikut keterangan dari daftar makanan pengganti yang dapat mensubstitusikan porsi sarapan, makan siang, maupun makan malam tanpa menghilangkan esensi gizi dan nutrisi untuk kebutuhan para diabetesein.

Kebutuhan Bahan Makanan Dalam Sehari
Diet (kalori) Energi (kalori) Nasi 100 g atau penukarnya Lauk 40 g Sayur 100g
1 mangkok (matang) Buah
1 penukar Susu 1 gelas atau penukar
Ikan 40g
atau penukarnya
Tempe 50 g
Kalori Ikan 40 g Tempe 50g
1300 kalori Pagi 300 1 x porsi √ - √ - -
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 500 1 x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 425 1 x porsi √ √ √ √ -
1500 kalori Pagi 337 1 x porsi √ ½ porsi √ - -
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 675 2 x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 425 1 x porsi √ √ √ √ -
1700 kalori Pagi 337 1 x porsi √ ½ porsi √ - -
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 675 2 x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 600 2 x porsi √ √ √ √ -
1900 kalori Pagi 475 1½ x porsi √ ½ porsi √ - -
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 675 2 x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 650 2 x porsi √ √ √ √ -
2100 kalori Pagi 512 1½ x porsi √ ½ porsi √ - -
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 812 2½ x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 737 2½ x porsi √ √ √ √ -
2300 kalori Pagi 587 1½ x porsi √ √ √ √ 1 gelas
Selingan 50 - - - - √ -
Siang 900 3 x porsi √ √ √ √ -
Selingan 50 - - - - √ -
Malam 737 2½ x porsi √ √ √ √ -


Diet Diabetes Energi (kalori) Menu dengan Pengganti Makanan

Susu 1 gelas Roti / biskuit (penukar) Keju (Lembar) Buah (Penukar)
1300 Kalori
Sarapan 300 1 gelas - - 1 porsi
Makan Siang 500 1 gelas ½ porsi 1 porsi 1 porsi
Makan Malam 425 1 gelas ½ porsi 1 porsi -
1500 Kalori
Sarapan 337 1 gelas - - 2 porsi
Makan Siang 675 1 gelas 1 porsi 2 porsi -
Makan Malam 425 1 gelas 1 porsi - -
1700 Kalori
Sarapan 337 1 gelas - - 2 porsi
Makan Siang 675 1 gelas 1 porsi 2 porsi -
Makan Malam 600 1 gelas 1 porsi 1 porsi 1 porsi
1900 Kalori
Sarapan 475 1 gelas 1 porsi - 1 porsi
Makan Siang 675 1 gelas 1 porsi 2 porsi -
Makan Malam 650 1 gelas 1 porsi 1 porsi 2 porsi
2100 Kalori
Sarapan 512 1 gelas 1 porsi - 2 porsi
Makan Siang 812 1 gelas 1½ porsi 2 porsi 1 porsi
Makan Malam 737 1 gelas 1 porsi 2 porsi 1 porsi
2300 Kalori
Sarapan 587 1 gelas 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Makan Siang 900 1 gelas 2 porsi 2 porsi 1 porsi
Makan Malam 737 1 gelas 1 porsi 2 porsi 1 porsi
Keterangan:
1 Penukar Roti / Biskuit : 2 iris roti (70 g) atau 5 buah biskuit (50) g
Keju (rendah lemak) : 1 lembar (35 g) atau telur 1 butir (tidak lebih 3 butir seminggu)
1 Penukar buah : 1 buah pisang (50g) atau 1 buah jeruk (110g) atau 1 potong pepaya (110 gr)
1 gelas susu: 250 cc = 5 sendok takar susu pengganti

Perencanaan Makan
Anjuran makanan khususnya para diabetesein (ahli gizi) sama saja dengan non-diabetesein. Semua aneka makanan asal tidak berlebihan (seimbang) serta sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan yang Diperlukan Mengandung:
1. Karbohidrat 2. Protein 3. Vitamin & Mineral 4. Lemak 5. Serat

KARBOHIDRAT : Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari.
Karbohidrat terdiri dari :
A. Tepung-tepungan Makanlah selalu salah satu sumber tepung-tepungan setiap kali makan. Contohnya: Nasi, roti, kentang, mie, ubi, singkong, dll. Kekurangan zat karbohidrat akan mengakibatkan badan lebih cepat merasa lelah karena kekurangan tenaga.
B. Gula . Gula terdapat pada berbagai makanan. Contohnya : Gula pasir, gula merah, gula batu, sirup, madu, dan kue-kuean yang manis. Menghindari atau membatasi gula akan membantu pengendalian gula darah. Gula dalam bumbu diperbolehkan.

LEMAK : Lemak juga merupakan sumber tenaga. Lemak terdapat dalam minyak, margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Diabetes Melitus cenderung mendapat masalah dengan penyakit jantung, mengurangi makan lemak hewan dapat mengurangi resiko ini.

PROTEIN : Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Protein banyak terdapat pada : ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan kacang-kacangan.

VITAMIN & MINERAL : Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Zat ini berfungsi untuk membantu melancarkan kerja tubuh. Namun jika pola makan yang ada sudah cukup bervariasi setiap harinya, maka suplemen vitamin tambahan tidak perlu dikonsumsi.

SERAT :
Serat baik untuk kesehatan karena :
1. Membuat perut terasa lebih kenyang 2. Membantu menurunkan gula darah 3. Membantu menurunkan lemak darah 4. Melancarkan buang air besar.
Serat terdapat dalam: 1. Roti gandum, buah dan sayuran segar 2. Kacang-kacangan, tahu, tempe bekatul.

GARAM DAPUR : Garam dapur tetap dapat digunakan sebagai penyedap makanan dalam jumlah secukupnya. Garam dapur dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kurangilah mengonsumsi makanan yang telah melewati proses pengasianan, seperti ikan asin, telur asin, dll.

PEMANIS : Pemanis buatan banyak beredar di pasaran dapat dikonsumsi seperlunya. Pemanis ada yang mengandung kalori dan ada yang tidak. Perhatikan kandungan kalori yang terancum pada label kemasan. Bagi yang kegemukan, pilih yang tidak berkalori.

JUMLAH & JENIS MAKANAN SEHARI-HARI : Pedoman secara umum setiap hari yang dianjurkan;
Makan 3 kali sehari yang terdiri dari :
1. Satu piring atau penggantinya 2. Satu potong ikan atau penggantinya
3. Satu mangkok sayuran 4. Buah-buahan

Diantara waktu makan di atas dapat ditambah makanan selingan. Dietesein dapat membantu memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan selera.

KEGEMUKAN : Pada tubuh yang mengalami kondisi kegemukan (obesitas) kadar glukosa dalam darah akan sulit dikendalikan. Guna menghindari hal demikian, diperlukan tindakan penanggulangan, salah satunya diet. Dimana dalam proses ini diperlukan disiplin pengaturan pola makan yang seimbang dan mengurangi makanan tinggi kalori seperti : lemak, gula, tepung-tepungan. Disamping itu, guna mendukung proses diet, diperlukan kegiatan jasmani lebih intens dan secara teratur sesuai dengan kesukaan, seperti halnya aktifitas jalan kaki, naik sepeda, senam, berenang, dll.

Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan dan latihan jasmani serta obat yang digunakan. Pengobatan terbaik hipoglikemia adalah mencegah terjadinya hipoglikemia.

Penyebab Hipoglikemia : Anda dapat mengalami hipoglikemia bila anda menggunakan suntikan hormon insulin atau obat penurun glukosa darah golongan sulfonilurea dan melakukan salah satu atau lebih dari : 1.Makan terlalu sedikit karbohidrat 2. Makan terlambat atau tidak makan 3. Latihan jasmani yang terlalu keras dan terlalu lama dari biasanya 4. Dosis insulin terlalu banyak atau minum obat diabetes terlalu banyak 5. Dalam keadaan sakit 6. Minum alkohol pada saat perut kosong

Gejala HIPOGLIKEMIA :
1. Pada Hipoglikemia Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL). Terjadi gejala mual, lapar, gelisah, banyak keringat, kulit basah, kebas di ujung jari dan bibir, gemetar.
2. Pada Hipoglikemia sedang (glukosa darah <50 mg/dL). Akan timbul perasaan cemas, lemah, gusar, bingung, sulit berpikir, mata kabur, sakit kepala, sulit bicara dan mengantuk.
3. Pada Hipoglikemia berat (glukosa darah <35 mg /dL). Dapat timbul kejang, koma dan hipotermia (suhu badan rendah).

Penanganan : Jika anda bisa melakukan pemeriksaan glukosa darah sendiri : 1.Makan dan minum sesuatu yang mengandung paling sedikit 15 gram karbohifrat 2.Tunggu 15-20 menit menit, kemudian periksa glukosa darah lagi : a. Bila glukosa darah > 70 mg/dL dan waktu makan masih lebih dari 1 jam, akanlah camilan yang mengandung karbohidrat dan protein misalnya: 5 buah biskuit dengan keju rendah lemak. B. Bila glukosa darah masih <70 mg / dL segera ke dokter / Rumah Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

2.Jika anda tidak bisa melakukan pemeriksaan glukosa darah sendiri : 1.Makan minum sesuatu yang mengandung paling sedikit 15 gram karbohidrat. 2.Bila waktu makan masih lebih dari 1 jam lagi, makanlah camilan yang mengandung karbohidrat dan protein, misalnya 2 lembar roti dan keju rendah lemak. 3.Anda bisa mendapatkan asupan 15gram karbohidrat dengan mengonsumsi:
Anda bisa mendapatkan asupan 15gram karbohidrat dengan mengonsumsi: 1. 4-5 tablet dekstrosa 2. sendok makan gula pasir 3. buah krakers 4. ½ gelas juice buah tanpa gula 5. 3-4 buah permen (terbuat dari gula). Bila terjadi hipoglikemia, hentikan sementara pemakaian insulin atau obat penurun glukosa darah, selanjutnya konsultasi ke dokter anda.

Bila anda menggunakan insulin atau obat glibenklamid perlu menepati jadwal makan 15-30 menit setelah suntik insulin atau minum obat, bila belum sempat makan, carilah makanan pengganti atau camilan. Orang lanjut usia akan lebih mudah mengalami hipoglikemia bila tidak makan atau bila fungsi hati dan ginjal terganggu. Pada pasien yang menggunakan suntikan hormon insulin, bila kadar glukosa darah agak rendah dan tidak melakukan aktifitas fisik, hindari menyuntik di daerah abdomen (perut) karena penyerapan insulin lebih cepat sehingga mudah terjadi hipoglikemia.

Bila olahraga : Penting bagi diabetesein untuk dapat memeriksa kadar gula darah secara mandiri. Kadar glukosa darah sebaiknya diperiksa sebelum dan sesudah berolahraga. Bila saat olahraga timbul gejala hipoglikemia, hentikan olahraga kemudian lapor dokter atau pengawas olahraga.

Perjalanan jauh : Melakukan perjalanan dengan waktu yang cukup lama dapat mengubah pola makan obat atau penyuntikan insulin dan pola makan. Keadaan ini akan mempermudah terjadinya hipoglikemia. Untuk mencegahnya, sebaiknya anda memeriksa glukosa darah dan kesehatan secara umum sebelum melakukan perjalanan. Juga sebaiknya membawa obat-obatan dan makanan kecil yang mengandung karbohidrat seperti biskuit & roti.

Ketoasidosis :
Ketoasidosis adalah salah satu komplikasi akut Diabetes Melitus yang terjadi disebabkan karena kadar glukosa pada darah sangat tinggi. Keadaan tersebut merupakan keadaan serius yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ketoasidosis dapat terjadi kapan saja terutama pada penderita Diabetes Melitus tipe 1. Berbeda dengan Diabetes Melitus tipe 1, pada Diabetes Melitus tipe 2, ketoasidosis terjadi pada keadaan-keadaan tertentu. Hal ini karena biasanya penderita Diabetes Melitus tipe 2 lebih sering mengalami koma hiperosmolar non ketotik.

Acapkali terjadinya ketoasidosis diawali dari tidak patuhnya diabetesein pada pola diet yang telah ditetapkan. Disamping itu, ketoasidosis sering juga terpicu oleh jarangnya para diabetesein untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah serta kadar gula urin secara berkala.

Gejala-gejala yang pertama kali timbul sama seperti gejala-gejala Diabetes Melitus yang tidak diobati. Yakni, mulut kering, rasa haus, intensitas buang air kecil jadi lebih sering (poliuria). Gejala lainnya seperti mual, muntah, dan nyeri perut bisa juga terjadi. Gejala-gejala selanjutnya dapat berupa seperti kesulitan bernafas, rasa dehidrasi, rasa mengantuk dan yang paling berat keadaan koma.

Penyebab terjadinya ketoasidosis dikaitkan dengan kadar hormon insulin pada darah yang rendah. Keadaaan kadar insulin pada darah yang rendah menyebabkan kadar glukosa pada darah menjadi tinggi. Hormon insulin diperlukan pada proses penyerapan nutrisi agar gula dapat masuk ke dalam sel guna didistribusikan ke seluruh tubuh untuk dijadikan sumber energi. Hormon insulin juga membantu menyimpan cadangan lemak di sel lemak dari hasil pencernaan makanan. Ketika kadar hormon insulin dalam darah ditingkat rendah, maka gula tidak dapat masuk kedalam sel untuk diproses menjadi sumber energi. Jika demikian, tubuh akan mengkompensasikannya dengan cara menggunakan lemak sebagai sumber energi alternatif. Namun karena penggunaan lemak tidak dapat sempurna dibakar, maka akan dihasilkan suatu zat yang disebut badan keton. Badan keton akan terakumulasi di dalam darah dan akan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.

Terdapatnya badan keton didalam urin disebut ketonuria. Kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan kadarnya di urin meningkat. Meningkatnya kadar glukosa urin akan menyebabkan volume urin bertambah sehingga cairan didalam tubuh akan berkurang. Ketika kondisi tubuh mengalami kondisi dehidrasi, maka akan menimbulkan gejala-gejala antara lain rasa haus dan mulut kering yang merupakan tanda khas dari kadar glukosa darah yang tinggi. Terjadinya dehidrasi dan terbentuknya badan keton membuat darah menjadi lebih asam. Keadaan darah yang menjadi lebih asam disebut ketoasidosis.

Pada kasus yang berat di mana dehidrasi yang terjadi sangat hebat dan kadar hormon insulin pada darah sangat rendah, penderita Diabetes Melitus dapat mengalami koma. Dimana seseorang dalam keadaan koma merupakan keadaan gawat darurat yang mewajibkan pasien untuk segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan yang layak. Proses terjadinya koma pada ketoasidosis lebih bertahap dibandingkan terjadinya koma hipoglikemia. Keadaan ketoasidosis memerlukan penanganan medis segera, sehingga penderita harus cepat dibawa ke rumah sakit. Pengobatan yang harus segera diberikan adalah penyuntikan hormon insulin dan mengganti cairan tubuh yang hilang dan kadar ion kalium pada darah yang turut berkurang akibat peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria).[] (DA)

Penyuntikkan Insulin
Insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Walaupun demikian, hanyalah sebagian dari diabetesein yang membutuhkan insulin eksogen. Seorang diabetesein yang menggunakan insulin eksogen sedikit banyak akan memerlukan beberapa informasi serba serbi insulin eksogen tersebut.Mulai dari cara kerja insulin eksogen, mula kerjanya, waktu tercapainya efek insulin eksogen paling kuat, lama bekerjanya, dan waktu penyuntikan insulin eksogen disamping pengetahuan cara pemberian insulin eksogen dan cara penyimpanannya.

Keadaan Memerlukan Insulin Eksogen. Semua diabetesein diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta pada kalenjar pankreas tidak ada ataupun hampir tidak ada. Diabetesein diabetes tipe 2 mungkin membutuhkan insulin eksogen apabila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Selain itu, ada beberapa keadaan lain yang membutuhkan insulin eksogen :
• Keadaan stress berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan jantung, stroke.
• Diabetes yang timbul dikala kehamilan, bila pengaturan makan saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
• Keadaan ketoasidosis diabetik.
• Sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-keotik.
• Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat.
• Kontraindikasi atau alergi terhadap Obat Hipoglikemik Oral.

Insulin menolong tubuh untuk menggunakan glukosa yang berada di dalam darah. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia), sedangkan kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar glukosa terlalu rendah (hipoglikemia).

Tipe Insulin : Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan puncak dan jangka waktu efeknya. Berikut keterangan jenis insulin eksogen :
1.Insulin Eksogen kerja cepat. 2. Insulin Eksogen kerja pendek. 3. Insulin Eksogen kerja sedang. 4. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang. 5.Insulin Eksogen kerja panjang.

Teknik Penyuntikan Insulin :
Sebelum menggunakan insulin, diabetesein ataupun keluarga tentunya perlu untuk diberikan pengetahuan dan wawasan mengenai cara dan prosedur menyuntikkan insulin eksogen;
1.Sebelum menyuntikkan insulin, kedua tangan dan daerah yang akan disuntik haruslah bersih. Bersihkanlah dengan cairan alkohol 70% dengan menggunakan kapas bersih dan steril.
2. Tutup vial insulin harus diusap dengan cairan alkohol 70%.
3. Untuk semua insulin, kecuali insulin kerja cepat, harus digulung-gulung secara perlahan-lahan denga kedua telapak tangan. Hal ini bertujuan untuk melarutkan kembali suspensi. (JANGAN DIKOCOK).
4. Ambillah udara sejumlah insulin yang akan diberikan. Lalu suntikkanlah ke dalam vial untuk mencegah terjadi ruang vakum dalam vial. Hal ini erutama diperlukan bila akan dipakai campuran insulin.
5. Bila mencampur insulin kerja cepat dengan kerja cepat harus diambil terlebih dahulu.
6. Setelah insulin masuk ke dalam alat suntik, periksa apakah mengandung gelembung atau tidak. Satu atau dua ketukan pada alat suntik dalam posisi tegak akan dapat mengurangi gelembung tersebut. Gelembung yang ada sebenarnya tidaklah terlalu membahayakan, namun dapat mengurangi dosis insulin.
7. Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan). Pada umumnya suntikan dengan sudut 900. Pada pasien kurus dan anak-anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 450 agar tidak terjadi penyuntikkan otot (intra muskular).

Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan diserap lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain.

Bila proses penyuntikkan terasa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses penyuntikkan, maka daerah tersebut sebaiknya ditekan selama 5-8 detik. Untuk mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikkan dapat ditempuh usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menyuntik dengan suhu kamar
2. Pastikan bahwa dalam alat suntik tidak terdapat gelembung udara
3. Tunggulah sampai alkohol kering sebelum menyuntik
4. Usahakanlah agar otot daerah yang akan disuntik tidak tegang
5. Tusuklah kulit dengan cepat
6. Jangan merubah arah suntikkan selama penyntikkan atau mencabut suntikan
7. Jangan menggunakan jarum yang sudah tampak tumpul

Penyimpanan Insulin Eksogen
Bila belum dipakai :
Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di dalam gelap (seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer.
Bila sedang dipakai :
Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama beberapa minggu, tetapi janganlah terkena sinar matahari.
Sinar matahari secara langsung dapat mempengaruhi percepatan kehilangan aktifitas biologik sampai 100 kai dari biasanya.

Suntikkan dalam bentuk pena dan insulin dalam suntikkan tidak perlu disimpan di lemari pendingin diantara 2 waktu pemberian suntikkan.
Bila tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah insulin eksogen di tempat yang teduh dan gelap.[](DA)