Pesan2

KONSULTASI DAN PENGOBATAN PENYAKIT OLEH TABIB-AMPUH :

Cara menyembuhkan sakitku!

SMS kan masalah anda dan segera konsultasikan dengan kami TABIB-AMPUH, Kirim pulsa 20 ribu kepada no. hp. 0821.3091.0161 untuk membalas konsultasi masalah anda, MOHON MAAF PULSA 20 RB HANYA UNTUK MENJAWAB 2 KALI MAKSIMAL PERTANYAAN PERMASALAHAN ANDA. TERIMAKASIH!
Nama Panggilan:
Email:
 
tabib-ampuh

Kamis, 26 Agustus 2010

Sehat Berkat Detoksifikasi

Sehat Plus Langsing Berkat Detoksifikasi (1)

TABIBAMPUH. Detoks selain bisa mengeluarkan racun dalam tubuh, juga penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan melangsingkan! Merasa kualitas hidup berkurang, cepat lelah, letih dan kurang bersemangat? Padahal, sudah cukup mengonsumsi makanan bergizi berikut multivitamin untuk mendongkrak stamina. Rasa letih dan lemah ini bukan tanpa sebab. Menumpuknya beragam racun dalam tubuh dan metabolisme yang kurang sempurna, merupakan penyebab menurunnya vitalitas tubuh. Bahkan pada tahap tertentu membuat gejala sakit berdatangan. “Ibarat mobil, dipakai terus-menerus dan tidak diservis-servis. Suatu ketika bisa mogok atau yang kita rasakan sebagai penyakit. Ini karena adanya bahan beracun tersebut!” ungkap Riani Susanto, ND., CT. spesialis detoksifikasi dari Healthy Choice. Nah, sebelum racun menyebabkan penyakit bahkan komplikasi yang lebih serius, ada yang bisa dilakukan agar kesehatan dan stamina selalu prima yaitu detoksifikasi (upaya mengeluarkan racun dari dalam tubuh). Selain baik untuk memelihara kesehatan secara menyeluruh, detoksifikasi juga bisa membersihkan ginjal, hati, usus besar dan sistem pernapasan.
Penumpukkan Racun
Apa yang dimaksud racun dalam tubuh? Racun adalah sebuah materi yang keberadaannya menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Bisa berupa bahan dari luar atau lingkungan (seperti polusi, debu, obat kimiawi), maupun bahan yang diproduksi secara alami oleh tubuh. Kelebihan ini semestinya dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk keringat, urin, maupun kotoran. Sayangnya, bahan yang tidak memiliki manfaat bagi tubuh bahkan merugikan kesehatan ini, kadang tidak mudah dikeluarkan. Ia pun ikut beredar di dalam darah atau sistem metabolisme. Belum lagi, metabolisme yang kurang sempurna juga turut menyumbang material yang tidak dibutuhkan. Lama kelamaan bahan beracun menumpuk dan membuat gangguan kesehatan. Misal, tingginya kandungan kolesterol, purin, gula maupun trigliserid dalam darah bisa menyebabkan gangguan seperti asam urat, jantung koroner, dan diabetes.
Kimiawi dan Alami
Kelebihan material yang tidak dibutuhkan tersebut, bukan hanya mengotori kapiler darah dan menyebabkan gangguan kesehatan yang kronis. Kerja organ seperti ginjal, pankreas, jantung dan hati pun semakin berat, lama-lama bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ. “Tubuh itu hebat, ia punya mekanisme untuk menyerap dan membuang bahan yang tidak dibutuhkan. Tapi kadang, kita tidak cukup memperhatikan sampai ia kewalahan,” ungkap Riani. Riani mencontohkan, organ hati tidak pernah berhenti membersihkan darah. Empedu pada hati, bekerja mengemulsi lemak, menstimulasi pencernaan dan gerakan peristaltik sistem pencernaan itu sendiri, memicu BAB (buang air besar) dan menjadi antiseptik pencernaan yang alami. Meski bekerja di luar batas, hati tak langsung menunjukkan sinyal tertentu. Namun jika sudah berlebihan dan fungsinya menurun, timbul risiko seperti tingginya kolesterol dalam darah yang jadi penyebab penyempitan arteri jantung, terbentuknya batu empedu, hingga rusaknya sel-sel hati yang menjadi penyebab kanker hati.
Cuci Usus Besar
Sebelum menjadi lebih parah, lakukan upaya mengurangi risiko dengan detoksifikasi. Tak hanya menggunakan obat kimia untuk menyerap racun atau menjadi antidot bahan beracun, namun diawali dengan membersihkan kolon atau usus besar.

Sehat Plus Langsing Berkat Detoksifikasi (2)

“Usus besar adalah otak kedua kita, karena daya tahan tubuh tergantung dari usus besar!” ujar Riani. Menurutnya, peran usus besar begitu besar dalam menurunkan kadar bahan beracun dalam tubuh juga memroduksi vitamin-vitamin yang dibutuhkan tubuh. Jika usus besar menyimpan makanan terlalu lama, sama saja dengan meracuni tubuh dengan sampah dan meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Inilah mengapa detoksifikasi penting untuk memastikan proses BAB lancar, dengan jalan cuci usus besar atau hidrokolon. Proses ini cukup dilakukan selama 40–60 menit tanpa memerlukan prosedur yang rumit. Usus besar dimasukkan air yang sangat bersih lalu dikeluarkan kembali. Tujuannya, agar usus besar cukup bersih dari sisa kotoran yang mengganggu fungsi penyerapan dinding usus besar dan menghidrasi usus besar sehingga menurunkan risiko konstipasi.Selain hidrokolon, suplemen herbal diberikan 2 kali seminggu pada 3-6 kali terapi, sehingga lebih maksimal.
Terapi Organ Lainnya
Setelah rangkaian terapi hidrokolon selesai, selanjutnya dilakukan terapi pembersihan hati, ginjal, dan sistem pernapasan. Caranya dengan mengonsumsi jus dan obat tertentu, selama kurun waktu yang sudah disepakati. Untuk program pembersihan ginjal diperlukan waktu 7 hari dan pasien cukup mengonsumsi jus, sari lemon, buah dan obat detoks ginjal dan tidak disarankan mengonsumsi daging, produk olahan susu, alkohol, gula dan garam secara berlebihan. Pasalnya, bahan ini dapat memperberat kerja ginjal. Sementara, detoksifikasi sistem pernafasan berlangsung selama 5 hari. Selama detoks berlangsung pencernaan beristirahat total. Ia hanya mencerna jus dan menyerap nutrisinya secara sempurna sehingga tubuh bekerja hanya untuk membersihkan apa yang terjadi di dalam dan membenahi pencernaan.
Tak Bisa Sekaligus
Program detoks ini tak bisa langsung dilakukan berturut-turut, tapi perlu jeda beberapa waktu untuk bisa nelakukan detoksifikasi lain. Setelah detoksifikasi selesai, disarankan mengonsumsi jus yang da¬pat memelihara fungsi organ itu sendiri. Misalnya jus delima, apel dan artichoke untuk memelihara ha¬ti, atau jus cranberry, seledri dan air putih untuk memelihara fungsi ginjal. “Sayangnya kita baru mau meng¬obati ketika tubuh sudah tak mampu mengatasi berbagai bahan berbahaya yang berakumulasi. Padahal sebenarnya ini bisa diatasi sejak baru menunjukkan gejala-gejala,” ungkap Riani.
Sehat Berbonus Langsing
Beberapa pasien yang usai menjalani program detoksifikasi hati, mengeluarkan batu empedu dari kantong empedu lewat kotoran. Empedu pun kembali berfungsi optimal mengemulsi lemak. Manfaat lain yang didapat, metabolisme menjadi lebih optimal dan kekebalan tubuh meningkat. Hal ini disebabkan kinerja hati dan usus besar menjadi lebih baik. Selain itu, pembersihan usus besar yang memperbaiki penyerapan nutrisi, memudahkan pengiriman sinyal kenyang ke otak saat kebutuhan nutrisi tercukupi. Hasil akhirnya, tubuh sehat dan badan pun menjadi langsing.
Bukan Kesehatan yang Mundur
Beberapa hari setelah detoks, akan muncul keluhan. Menurut Riani, ini bukan pertanda kesehatan yang mundur, melainkan:
* Tabungan Lampau. Saat melakukan detoksifikasi, beberapa pasien mengaku mengalami sejumlah gejala seperti akan sakit. Ini sebenarnya tabungan penyakit sebelum detoks, yang biasa diredam dengan obat kimiawi.
Proses Penyembuhan . Pada fase ini, tubuh perlu mengeluarkan dahulu apa yang disimpan selama ini, kemudian kesehatan akan membaik.
* Ragam Detoksifikasi .
Tidak hanya lewat meminum obat dan jus, ada juga jenis detoks lainnya yang bisa dicoba!
Mini Detoks : Dilakukan dengan minum jus saja untuk makan pagi sampai tengah hari. Setelah lewat tengah hari, baru makan besar seperti biasa. Cocok untuk pemula yang tidak siap melepaskan makanan berprotein hewani dan karbohidrat secara drastis.
Mono Detoks : Ada juga detoks yang dilakukan dengan meminum jus saja selama 24 jam pertama. Dari pagi sampai esok hari, hanya mengonsumsi satu jenis jus, misalnya pepaya atau apel saja, plus air putih.
Detoks Sempurna : Meminum beberapa jenis jus yang diperlukan untuk memperbaiki organ dalam kurun waktu tertentu, tanpa konsumsi makanan padat lainnya sehingga pencernaan beristirahat sempurna.
Detoks Campuran : Mirip dengan detoks sempurna, tapi boleh mengonsumsi sumber nabati padat, seperti buah potong. Sehingga pencernaan tidak istirahat sepenuhnya. Namun kerja organ ekskresi relatif tetap ringan.
Sumber : Tabloid Nova.

Minggu, 15 Agustus 2010

Getah Pisang sembuhkan luka.

Getah Pisang Sembuhkan Luka

TABIBAMPUH. Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membuktikan bahwa getah pisang bisa mempercepat proses penyembuhan luka.
Dengan konsentrasi getah batang pisang 80 persen, luka lebih cepat tertutup 30-60 persen. Penelitian ini memenangi medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa 2010 Kementerian Pendidikan Nasional pada Juli lalu, kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.
Salah satu mahasiswa peneliti, Rahma Ningsih (21), mengatakan, penelitian ini awalnya terinspirasi kebiasaan masyarakat di pedesaan Kandangan, Sayegan, Kabupaten Sleman yang merawat luka dengan mengoleskan getah batang pisang. ”Dari sini kami tertarik meneliti, apa benar getah pisang mempercepat kesembuhan luka. Kalau benar, bagaimana efeknya,” katanya di Yogyakarta, Kamis (12/8/2010).
Menyesuaikan dengan jurusan, penelitian difokuskan pada penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan luka pascapencabutan gigi perlu dipercepat karena berpotensi infeksi jika terlalu lama.
Dalam penelitian ini, getah pisang raja (Musa sapientum) diolah menjadi salep dengan konsentrasi 80 persen dan diujicobakan pada marmut. Dengan salep, luka pencabutan gigi terbukti lebih cepat sembuh, dari 15 hari menjadi 5 sampai 10 hari. Khasiat diperkirakan akan sama pada luka di bagian tubuh lainnya karena proses penyembuhan luka pada dasarnya sama.
Semua pisang
Anggota lain, Yosaphat Bayu Rosanto (21), mengatakan, pisang yang digunakan bisa dari jenis apa pun karena kandungannya relatif sama. Getah pisang diketahui mengandung tiga unsur yang berguna mempercepat penyembuhan luka, yaitu saponin, flavonoid, dan asam askorbat.
Saponin berfungsi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka sehingga suplai oksigen dan nutrisi lebih banyak. Asam askorbat memperkuat dan mempercepat pertumbuhan jaringan ikat (kolagen) baru. Adapun flavonoid memperpendek waktu peradangan (inflamasi) yang dapat menghambat penyembuhan.
Menurut Yosaphat, selain membuktikan khasiat getah pisang dari sisi sains, penelitian ini juga menemukan dosis dan efeknya. Diharapkan, penelitian ini dapat dikembangkan menjadi produksi obat jumlah besar.
Apabila digunakan dalam bentuk segar, ujar Yosaphat, penyembuhan lebih lama karena konsentrasi air amat tinggi. ”Lebih manjur bila sudah diolah,” ujarnya. Sebelumnya, Fakultas Kedokteran Gigi UGM telah meneliti khasiat daun adas dan pegagan untuk mempercepat penyembuhan luka gusi. Dia menyebutkan, ada banyak bahan alam bisa dimanfaatkan sebagai obat. Namun, pemanfaatannya masih amat sederhana. (IRE)

SUMBER: KOMPAS.COM